Kamis, 23 April 2009

MEMILIH JODOH

Oleh : Abdul Qodir Qudus

Apabila seseorang akan membangun rumah, tentu saja dia akan mengatakan beberapa pilihan, sejak dari memilih lokasi dimana rumah itu akan didirikan sampai kepada menentukan bahan-bahan kualitas yang akan dipakai sampai kemudian wujud dan bentuk rumah yang akan ditinggalkannya.
Demikianlah bahwa untuk membangun rumah tentu kita dihadapkan kepada beberpa macam pilihan, apalagi kalau kita akan membangun sebuah rumah tangga, yang kita harapkan bukan hanya untuk menaungi kita di dunia, tidak hanya kepentingan kita saja, tetapi juga kepentingan anak cucu-cucu kita di belakang hari, termasuk sampai kepada akhirat nanti.
Bahwa manusia, apapun jenisnya asal dia bernama manusia, dihiasi dengan perasaan cinta kepada prempuan, sejak dulu secara fitrah laki-laki seneng kepada prempuan, sebagai mana prempuan seneng kepada laki-laki. Di hiasi rasa cinta ini dalam kehidupan manusia dan oleh karena adanya rasanya berkembanglah segala macam persoalan, sehingga seorang ahli cinta pernah mengatakan : cinta adalah lima huruf yang membuat persoalan tidak akan pernah selesai, tetapi dalam kehidupan sehari-hari sering kita saksikan bahwa cinta ini bisa mendorong memberikan motivasi yang baik dan cinta ini pun bisa memberikan dorongan yang tidak baik. Oleh karenanya apabila cinta itu ibarat setetes embun yang jatuh di bumi yang subur, akan tumbuhlah diatasnya aneka ragam bunga-bunga-an yang harum semerbak, indah mewangi sedap di pandang orang, menyebarkan rasa aman, damai, sentosa dan begitu selanjutnya, dan jika cinta itu jatuh ditanah yang gersang dan tandus, tidak ada yang dapat tumbuh di sana selain sirip memanjat batu, kuning daunnya, lemah gagangnya, maka cinta yang semacam itu tidak akan memberikan dorongan yang positif kepada seseorang di dalam kehidupanya.
Maka perlu terlebih dahulu kita akan menceritakan cinta dalam artian yang positif ini untuk nanti sampai kepada prempuan yang bagaimana yang kita cintai atau laki-laki yang bagaimana yang dicintai prempuan.
Cinta dalam artian yang positif :
1. Cinta selalu mendatangkan keindahan
2. Cinta memberikan energi atau semangat
3. Cinta membawa resiko dalam bentuk pengorbanan
Maka cinta yang positif adalah melahirkan keindahan, disinilah seseorang memerlukan filter atau saringan. Keindahan yang didasarkan atas cinta, merupakan keindahan yang relative saja, boleh jadi karena indah orang jatuh cinta, dan boleh jadi karena cinta segala sesuatu terasa indah, namun bagaimanapun juga kalau sudah diri diliputi oleh rasa cinta segalanya terasa menjadi indah (cinta adalah keindahan).
Kalau cinta itu kita salurkan ke dalam nilai-nilai agama, umpanya. Apapun yang diperintahkan agama akan kita terasa menjadi indah, sholat akan terasa menjadi indah, puasa akan terasa menjadi indah, zakat akan terasa menjadi indah, jihad pun akan tersa menjadi indah, persis jika cinta kepada seorang gadis, apanya saja akan kelihatan menjadi indah, jalannya, lenggang lenggoknya terasa menjadi indah, suaranya terasa indah, padahal cemprengnya bukan main, seluruhnya akan mendatangkan keindahan, karena dasarnya cinta, cinta membawa keindahan.
Kemudian yang kedua cinta memberikan energi, memberikan dorongan dan semangat, yang lemah bisa menjadi kuat, yang takut bisa menjadi berani, yang jauh terasa dekat, semua karena dorongan cinta. Begitu pula kalau kita tarik kepada nilai-nilai agama. Orang yang cinta kepada agama , akan lahir tenaga dan semangat untuk melaksanakan ibadah, puasa, zakat, sholat bahkan melaksanakan jihad sekalipun, cinta selamanya akan melahirkan energi. Sama saja dengan kita apabila mencintai seorang gadis, walaupun rumahnya jauh, gunung kan ku daki, lautan kan ku sebrangi, untuk apa ? untuk menjumpai seseorang yang kita cintai, capek tidak terasa, lelah tidak terasa, semuanya tertutup oleh keindahan yang namanya cinta.
Yang ketiga adalah cinta membawa pengorbanan. Sehingga orang mengatakan: berani bercinta, artinya berani berkorban, takut berkorban jangan bercinta. Kalau cinta ini kita salurkan ke dalam nilai-nilai agama, maka pengorbanan yang di minta oleh agama baik itu pengorbanan waktu, tenaga, fikiran, harta, bahkan pengorbanan nyawa sekalipun, maka kita tidak akan segan melaksanakannya, karena cinta kepada agama yang kita anut ini. Demikian juga cinta kita kepada seorang prempuan akan membuat kita rela berkorban, apapun yang diminta jangan kita mampu, kita tidak mampu pun sekalipun, kita akan memenuhi permintaan si buah hati belahan jantung, kadang-kadang malam minggu si doi ngajak nonton, umpamanya,……..duit tidak ada, gajian belum, kerja nggak, timbullah inisiatif entah sepatu kita jual ke tukang lowak, entah celana mampir dulu ke tempat lain, yang penting kita berkorban untuk memenuhi permintaan si buah hati belahan jantung, ketika iru pengorbanan tidak kita rasakan lagi, bahkan pengorbanan yang paling pedih sekalipun, dalam bergurau misalnya, di cubit kita, oleh kekasih kita, pedih bukan main, terkelupas kulit, mengalir darah, bukan nangis cengir………, malah kadang-kadang minta ditambah di cubit lagi. Itulah romantikanya cinta sanggup membuat orang berkorban, menimbulkan energi dan semangat menambah keindahan dalam kehidupan, sepanjang dia dalam artian yang positif.
Kalau demikian masalahnya, di dunia yang penuh dengan perbenturn nilai sekarang ini, orang sering salah jalan bagaimana memilih jodoh untuk membangun rumah tangga yang bahagia. Jangan lupa bahwa membangun rumah tangga ini bukan hanya satu dua bulan, bukan hanya satu dua tahun, bahkan bukan cuma hanya kehidupan dunia, lebih dari itu pun untuk menunjang kebahagiaan di akhirat. Oleh karenanya memilih jodoh bukan satu hal yang mudah, bukan hanya mudah dilaksanakan sambil lalu, tetapi memerlukan penelitian, memerlukan pengamatan yang mendalam.
Apa petunjuk agama tentang itu, dengan kata lain bagaimana seseorang memilih jodoh dalam kehidupannya, ini tentu saja sumbangan moril bagi para adek-adek remaja yang lagi kebingungan memilih jodoh, atau barangkalai para bapak-bapak yang pengen nambah lagi, mohon maaf kepada ibu-ibu tidak mengajurkan, cuma ngajarin.
Menurut Nabi SAW, nikahilah perempuan itu karena rupanya, karena hartanya, karna keturunannya, dan karena agamanya. Ada empat motif utama disini. Pertama: memilih jodoh lihatlah rupanya, lagian siapa yang pengen dapat jodoh rupanya ngga' karu-karuan, cari rupa yang cantik, indah dan menawan, namun jangan lupa, saya katakan tadi, dizaman, dimana sering sekali terjadi benturun nilai, seperti sekarang ini, orang sulit untuk mendapatkan keaslian, dimana teknologi sudah sedemikian canggih, dimana ilmu kedokteran sudah sedemikian maju, maka berbagai macam rupa bisa dibentuk dengan namanya operasi plastik misalnya, yang pesek bisa di bikin mancung, kuping yang kelebaran bisa dibikin sedang, pipi yang kembung sebelah bisa dibikin rata, jenggot yang kurang menarik bisa dibikan lebah bergantung katanya. Oleh karena itu, kalau pilihan hanya tertuju pada rupa yang cantik semata, kita melakukan satu kesalahan yang sangat besar, sebab apa ? diperingatkan oleh Nabi SAW melalui hadits Ibnu Majah, Bazar dan Baihaqie dari Ibnu Umar : "janganlah kamu kawini perempuan karena kecantikannya, sebab kecantikan boleh jadi akan mencelakakan, jangan pula kamu kawini perempuan karena hartanya, sebab kekayaan biasanya akan mendatangkan kesombongan, tetapi kawinilah karena agama dan akhlaknya, karena itulah yang akan membawa kebahagiaan.
Diakala usia puber, apalagi mata baru terbuka, awal baligh, remaja sering kehilangan filter, pokoknya kalau sudah melihat rupa yang sudah demok, lemok, geboi, pikiranpun hanyut, malam terkenang, siang terbayang, tidur tak nyeyak, makan tak enak, katanya, selalu terbayang wajah si doi, dikala itu orang sudah kehilangan pertimbangan, bahwa rupa yang cantik sering menipu, diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abbas: suatu hari pada saat sedang kumpul dengan para sahabat, lewatlah orang dengan potongan heef (potongan orang kaya) kelihatankan potongan orang kaya dengan orang miskin, jalannya aja udah lainkan ?jangankan gaya hidupnya, jalannya saja sudah lain. Lewat dia, rasul bertanya kepada seorang sahabat : menurut pendapat mu bagaimana orang yang lewat tadi ? sahabat: Oh…yang lewat ini ya…Rasul, Kalau meminang perempuan, pasti diterima, sekalipun mukanya ngga' karu-karan kayak dompet tanggung bulan, kalau duitnya banyak, ngga' kelihatan muka yang gelipet, yang kelihatan duit, kalau dia menolong orang pasti berhasil, kalau dia ngomong pasti di dengarin, sekalipun omongannya itu biasa-biasa saja, kenapa ? orang kaya. Beberapa menit kemudian lewat lagi seseorang yang kelihatannya miskin, Rasul bertanya lagi, kalau yang lewat ini ? Sahabat : potongan begini ya Rasul, kalau dia minang, pasti ngga' ada yang mau, siapa yang mau sama orang kere begin, kalau dia nolong orang pasti ngga' berhasil, kalau dia ngomong pasti ngga' ada yang dengerin, siapa yang mau dengar orang susah ngomong ! setelah orang itu lewat apa kata Rasul : orang yang terakhir ini lewat, jauh lebih baik dari orang yang pertama lewat tadi.
Maksud dari perkataan Rasul tadi untuk mendidik para sahabat, jangan tertipu oleh penampilan, sebab penampilan tidak selamanya mencerminkan keaslian, apalagi di zaman sekarang, salon dimana-mana bejibun, alis mata bisa di bikin, pipi bisa di cat, (yang pinggir kuning, sebelahnya lagi merah, sebelah merah ada hitam), persis orang habis ke pentung tiang lsitrik.
Kecantikan yang arti visual, kecantikan yang bukan alami, oleh karena itu silakan saja cari yang cantik, tapi jangan terpaku sampai di situ, sebab kecantikan dia mudah berubah karena pergeseran masa dan pertukaran waktu, ternyata penampilan tidak selamanya mencerminkan keaslian. Lain hari, seorang sahabat pernah mengadu kepada Rasul, ya Rasul ? ada apa ? Inna Imrati La Turaddu Ya Dullamis, ya Rasul isteri saya tidak pernah menolak tangan laki-laki yang menjamahnya (salaman) apa jawab Rasul: Ceraiin aja, tapi hati saya berat ya Rasul, saya cinta sama dia, kalau hati mu berat jaga dia baik-baik.
Dari riwayat ringkas ini kita ambil satu perbandingan, memang punya isteri berwajah cantik ini simalakama, kalau imannya tidak kuat, kita diamin aja banal, makan hati, ngga' aman ngga' tenteram, jangan-jangan saya berangkat ke kantor, dia ngempret dengan laki lain. jadi rupa yang cantik kalau tidak diiringi dengan budi yang luhur dan bekal gama yang tangguh , maka akan membuat suami di rumah seperti simalakama. Jauh dari rumah, rasanya ngga' aman, sedang dirumah saja, siapa yang mencari nafkah. Dan begitu selanjutnya.
Sebab kalau sudah suami tidak pernah cemburu kepada isterinya, itukan disebut yang namanya dayus, dan Dayus itu, jangankan masuk syurga, bau syurga saja dia tidak dapat, cemburu dalam artian yang positif, bukan cemburu buta. Oleh sebab itu silahkan cari rupa yang cantik, cantik, tapi kalau itu dijadikana sebagai morif utama, tanpa dasar-dasar agama, saya khawatir rumah tangga kita akan berhadapan dengan buah simalakama.
Para pemuda dan pemudi
Silahkan cari rupa yang cantik, ganteng, gagah,
Yang kira-kira ngga' bosanin
Supaya kita betah tinggal di rumah
Supaya ada tempat berbagi rasa,
bercumbu, dan" menikmatinya"

kedua: memilih jodoh karena hartanya....
…………… [ Bersambung Jok…]

Tidak ada komentar: